Sabtu, 09 Agustus 2014

EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA




MAKALAH

EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA


















Oleh:

ABU SANI
2010210002














PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2013

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karunia_Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Ekologi Adminitrasi Negara”. Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang mata kuliah  yang nantinya dapat digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.
Di dalam pembuatan makalah ini banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat kesalahan-kesalahan dan masih jauh dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan-kritikan dari pembaca, dan mudah-mudahan makalah ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan dan mudah-mudahan makalah ini juga dapat bermanfaat bagi kita semua.


Malang, 23 Oktober 2013

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Permasalahan lingkungan hidup mendapat perhatian penting di hampir seluruh negara di dunia pada dasawarsa 1970 an. Hal ini terjadi setelah diadakan Konperensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada tahun 1972. Terdapat kesan bahwa masalah lingkungan ialah sesuatu yang baru. Padahal sebenarnya, permasalahan tersebut sudah ada sama dengan umur kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu faktor yang sangat penting dalam permasalah lingkungan hidup ialah besarnya populasi manusia. Pertumbuhan populasi manusia yang cepat, menyebabkan kebutuhan akan pangan, bahan bakar, pemukiman dan kebutuhan lain serta limbah domestik meningkat dengan pesat. Perubahan manusia yang cepat dan besar cenderung mengakibatkan perubahan yang besar pula dalam lingkungan hidup.

Permasalahan lingkungan hidup menjadi besar karena kemajuan teknologi. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa teknologi bukan saja sebagai penyebab kerusakan lingkungan, tapi diperlukan pula untuk mengatasi lingkungan hidup. Pertumbuhan populasi manusia menyebabkan timbulnya permasalahan lingkungan, seperti: kerusakan hutan, pencemaran, erosi dan lain-lain; karena manusia selalu berinteraksi (inter-related) dengan makhluk hidup lainnya dan benda mati dalam lingkungan. Hal ini dilakukan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, dalam rangka mempertahankan jenis dan keturunannya.

Pemenuhan kebutuhan manusia dapat terpenuhi karena adanya pemanfaatan lingkungan yang berbentuk pengelolaan lingkungan hidup. Melalui pengelolaan lingkungan hidup, terjadi hubungan timbal balik antara lingkungan biofisik dengan lingkungan sosial. Ini berarti menunjukkan ada keterkaitan dengan konsep ekologi, terutama tentang konsep hubungan timbal balik (inter-related) antara lingkungan biofisik dengan lingkungan sosial. Oleh karena itu setiap kita membicarakan lingkungan hidup, maka konsep ekologi akan selalu terkait, sehingga permasalahan lingkungan hidup tidak lain adalah permasalahan ekologi itu sendiri (Riberu, 2002).



1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas penulis dapat menyimpulkan beberapa   rumusan masalah yaitu:
1.    Apakah yang dimaksud dengan Ekologi?
2.    Apakah yang dimaksud dengan Adminitrasi negara.?

1.3  Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang dapat diketahui di dalam  penulisan makalah ini antara lain:
1.    Untuk mengetahui serta memahami pengertian Ekologi.
2.    Untuk mengetahui serta memahami pengertian Adminitrasi negara.

1.4  Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1. Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai Ekologi Adminitrasi negara.
2. Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang sudah dapat selama pendidikan dan merupakan pengalaman yang berharga bagi penulis dalam rangka menambah wawasan pengetahuan tentang Ekologi Adminitrasi negara.
















BAB II
 PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Ekologi

Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Ekologi bermakna hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dan dengan benda mati di sekitarnya. Oleh karena Manusia sebagai makhluk hidup maka keberadaan dan kesejahteraannya tergantung pada kelangsungan perikehidupan makhluk hidup yang lain. Jadi kerumah tanggaan manusia akan berhasil dikelola dengan baik apabila kerumah tangga makhluk hidup secara keseluruhan dapat dikelola dengan baik (Soerjani et al., 2008). Lebih jauh dikemukan bahwa ekologi mencoba memahami seluruh aktivitas, proses, keterkaitan dan interaksi antar satu komponen dengan komponen lainnya dan dengan spesies lain, toleransi makhluk hidup menghadapi keterbatasan dan perubahan, dan bagaimana individu-individu dalam spesies sebagai bagian dari populasi atau komunitas mengalami pertumbuhan.
Di alam, suatu organisma tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergantung pada kehadiran organisme lain dan berbagai komponen lingkungan yang ada disekitarnya. Kehadiran organisme lain dan berbagai komponen lingkungan sangat dibutuhkan untuk keperluan pangan, perlindungan, pertumbuhan, perkembangan dan sebagainya. Hubungan antar organisme atau dengan lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks, mereka saling berinteraksi satu sama lain dari suatu populasi dengan berbagai aspek didalamnya (organisme-organisme) dengan lingkungannya yaitu mencakup pula seluruh hal di luar organisme yang bersangkutan
Secara konsep pengelolaan lingkungan hidup bersifat Antroposentris, artinya perhatian utama dikaitkan dengan kepentingan manusia. Kelangsungan hidup suatu jenis tumbuhan atau hewan, dikaitkan dengan peran tumbuhan dan hewan tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik secara material (bahan makanan) maupun non material (keindahan, estetika dan nilai ilmiah). Oleh karena itu kelangsungan hidup manusia dalam lingkungan hidup sangat dipengaruhi oleh unsur biotik (tumbuhan dan hewan) dan unsur abiotik (tak hidup).





2.2.Pengertian Administrasi
Dari Bahasa Yunani, administrasi berasal dari kata ad yang berati intensif, dan ministrare yang berarti melayani atau mengendalikan, jadi administrasi adalah suatu kegiatan untuk melayani secara intensif kepada masyarakat.
Dari Bahasa Belanda, administrasi berasal dari bahasa administratie yang berarti kegiatan penatausahaan (kosrespondensi, kearsipan, penyimpanan informasi dll), atau disebut juga clerical work/office work. Dari Bahasa Inggris, administrasi berasal dari kata administration yang berarti to administer, to direct (menggerakkan), to manage (mengurus, mengelola, menata) Jadi administrasi adalah proses menggerakan, mengelola, menata, dan mengurus sumber-sumber daya administrasi (the 6M : men, money, matherial, machine, methode, market).
Pengertian secara sempit, administrasi adalah kegiatan penatausahaan, pekerjaan kantor, yang meliputi kegiatan kesekretariatan, korespondensi, kearsipan, tuliss menulis dll. Atau merupakan penyusunan data dan informasi secara sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperoleh kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu sama lain.
Pengertian secara luas, administrasi menyangkut 3 dimensi yaitu :
1. Administrasi sebagai suatu proses, maksudnya proses kegiatan yang harus dilakukan dalam penyelenggaraan usaha, diperlukan lahap atau langkah-langkah kerja, mekanisme kerja, penjadwalan, prosedur yang harus dilalui.
2. Administrasi sebagai suatu fungsi maksudnya adanya kegiatan tertentu menjalankan fungsi tertentu.
3. Administrasi sebagai suatu pranata atau kelembagaan maksudnya setiap ada organissasi atau institusi pasti didalamnya ada kegiatan administrasi, baik lembaga pemerintah ataupun swasta, hal ini dapat dilihat dengan adanya ciri-ciri yaitu, pembagian tugas, hierarkhi jabatan, span of control (jenjang pengawasan), kewenangan, kelompok pimpinan dan bawahan, serta adanya staf.
Jadi administrasi dalam arti luas adalah proses kerjasama antara dua orang atau lebih dengan menggunakan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas secara optimal.

2.3.Ruang Lingkup Ekologi Administrasi Negara

Ekologi Administrasi merupakan lingkungan yang dipengaruhi dan mempengaruhi administrasi, yakni: Politik, ekonomi, budaya, tekhnologi, security dan natural resource. Inti dari administrasi publik adalah pelayanan publik. Administrasi publik dalam melayani publik bertujuan untuk menyejahterakan dan memenuhi kebutuhan publik dengan cara menyediakan barang dan jasa namun tidak berorientasi pada profit. Adapun fungsi negara terdapat dalam UUD’45 alinea ke 4 yakni: sebagai Security (keamanan); Wealth (Kesejahteraan); Education (Pendidikan); Peace (Perdamaian) dan Relation.
            Berdasarkan perkembangannya, Negara di seluruh belahan dunia mempunyai identitas masing-masing. Identitas itu dikategorikan menjadi dua yakni:
  • Developed Country                    
  • Center Country (dominan daerah kutub. Ex: Eropa)
Developed Country adalah istilah untuk kategori Negara maju yang merupakan Negara pusat. Negara ini dikatakan sebagai Negara maju karena dalam segala aspek kehidupannya baik itu dari segi Politik, ekonomi, budaya, tekhnologi, security dan natural resource mereka telah mandiri. Mandiri di sini artinya bahwa mereka telah mampu menyediakan sendiri kebutuhan Negara. Negara maju memiliki Sumber Daya Manusia dengan skill yang tinggi sehingga mampu menciptakan tenaga ahli di berbagai bidang. Mereka para tenaga ahli juga dapat menciptakan tekhnologi maju dan innovasi terbaru bagi perkembangan yang berkelanjutan dengan lebih baik dan lebih baik lagi. Selain itu, Negara maju bisa mengolah sumber daya alamnya sendiri. Walaupun beberapa Negara maju di belahan dunia ada yang masih mengimpor bahan mentah dari Negara berkembang seperti Indonesia. Akan tetapi, bagi mereka Negara maju tidak ada masalah karena bahan jadi akan lebih memberikan keuntungan yang besar.
  • Developing Country                  
  • Satellite Country (Biasanya berada di daerah Tropis
Developing Country adalah istilah yang digunakan untuk Negara satellite (Negara pinggiran) yang memproduksi hasil-hasil pertanian. Pada umumnya, Negara pinggiran ini adalah Negara yang tergolong dalam kategori Negara berkembang, contohnya adalah Negara Indonesia. Adapun ciri dari Negara berkembang adalah sebagai berikut:
Jumlah penduduknya banyak dan padat perkilo meter perseginya dan tingkat pendidikan rakyatnya rendah dengan tingkat buta aksara tinggi.
2.4. Pengertian Keserasian Dalam Alam (Lingkungan)
Sumber alam ialah segala sesuatu yang memungkinkan organisme hidup untuk meningkatkan pengubahan energi (Watt, 1973 dalam Soeriaatmadja, 1997). Sumber Daya Alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik).
Alam memiliki sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan tersebut. Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam.
Manusia di dalam kehidupannya tidak terlepas dari berbagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut secara umum dapat dibagai menjadi , yaitu: 1) kebutuhan dasar ialah kebutuhan mutlak berupa sandang, pangan, papan dan udara bersih, dan 2) kebutuhan sekunder ialah segala sesuatu yang diperlukan untuk dapat lebih menikmati hidup berupa rekreasi, pendidikan, transportasi dan hiburan.
Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain adalah sebagai berikut:
  • Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
  • Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
  • Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien, serta pendaurulangan (recycling).
  • Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.
Pembangunan dalam prakteknya seharusnya diarahkan pada Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah :
(a) tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup;
(b) terwujudnya manusia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;
(c) terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
 (d) tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;
(e) terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana.

2.5. Peran Ekologi Dalam Keserasian Alam
Ekologi berkembang karena adanya interaksi manusia (man and culture) dan alam (nature), yang sebenarnya telah berlangsung sejak sejarah mencatat eksistensi kehidupan di planet bumi ini. Ilmu ekologi berkaitan dengan manusia dibutuhkan kehadirannya dalam dunia ilmu pengetahuan, dikarenakan kemampuannya dalam memberikan landasan teoretik dan konseptual yang berguna untuk memaknai dan memahami fenomena dan fakta hubungan interaksional manusia dan alam serta perubahan sosial dan ekologis (ecological change) yang terjadi di alam.
Secara keseluruhan mekanisme-mekanisme adaptif (adaptive mechanism) tersebut menghasilkan akibat yang sama, yaitu: cenderung terus-menerus menggerus sumberdaya alam secara cepat, memperlemah daya dukung lingkungan (weakening the carrying capacity of the ecosphere) yang mengarah pada terjadinya krisis ekologi (ecological crisis) secara berkepanjangan. Krisis ekologi di planet bumi yang sangat tampak nyata itu antara lain ditunjukkan oleh situasi seperti:
(1) kelangkaan sumber pangan yang mengakibatkan bencana kelaparan dan insiden gizi-buruk yang makin meluas;
(2) kelangkaan sumber energi, pasca habisnya fossil-fuel energy yang makin serius;
(3) pemburukan kualitas kehidupan akibat polusi dan ledakan penduduk di atas   habitat yang makin sempit
(4) eskalasi erosi, banjir, dan longsor akibat ekspansi kegiatan manusia hingga ke kawasan rawan bencana alam,
(5) biodiversity loss akibat eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan, dan last but not least
(6) kriminalitas, perilaku menyimpang, dan masalah sosial lain akibat tingginya kompetisi karena terbatasnya relung kehidupan yang memadai bagi kehidupan lestari.
Dari perspektif developmentalisme, modernitas peradaban yang disongsong melalui strategi pertumbuhan telah menumbuhkan growth-mania-syndrome hampir di seluruh negara di dunia. Sindroma ini telah memaksa pemerintahan di setiap negara memacu pembangunan melalui eksploitasi sumberdaya alam secara besar-besaran dan habis-habisan tanpa mengindahkan usaha konservasi secara seimbang.
 Proses pertukaran materi, energi dan informasi antara alam dan manusia tak hanya menjadi tidak setara (inequal) lagi, namun juga makin multi-dimensional (melibatkan faktor-faktor yang tidak sederhana: sosial, politik, ekonomi, teknologi, dan budaya) serta menghasilkan ekses-ekses yang dampaknya tidak saja lokal, melainkan juga global.
Dalam sebuah rumahtangga alam, selalu terkandung asumsi bahwa kondisi internal suatu sistem ekologi (ekosistem) akan senantiasa berada dalam kondisi yang dinamis atau berubah-ubah sesuai bekerjanya kekuatan-kekuatan pengaruh alam (lingkungan atau environment) dan living organism (terutama manusia) dalam melakukan aktivitas.
Dalam hal ini, krisis ekologi global yang menghantui banyak orang adalah berlangsungnya proses-proses technometabolism – proses pengubahan bahan dan materi melalui sentuhan teknologi yang rakus energi – yang terjadi pada masyarakat industri maju. Berbeda dengan natural metabolism, proses produksi industrial itu mengandalkan input materi, bahan baku dan sumberdaya alam serta energi extra-tinggi (yang didatangkan dari luar sistem ekologi setempat) dan sekaligus menghasilkan sampah beracun yang sangat membahayakan eksistensi bumi dan isinya.
Proses-proses produksi berlangsung dalam suasana heavy-pressure on ecosystem, dimana aktivitas pertukaran dan perekonomian dilangsungkan melalui platform kelembagaan ekonomi korporatisme-kapitalisme yang sangat rakus terhadap sumber energi tak terbarukan. Tiga sub-sistem (biologi, sosial, dan ekologi) yang ditelaah pada sistem “masyarakat konsumsi energi tinggi” menunjukkan kecenderungan-kecenderungan yang mengkhawatirkan bila dibandingkan dengan “masyarakat berburu dan meramu ataupun pertanian tradisional”.
Berkaca pada berbagai permasalahan diatas bahwa agar ekologi dapat serasi dan selaras dengan lingkungannya maka kita harus dapat menilai kualitas ekologi yang dimiliki oleh suatu tapak, melalui derajat penilaian yang menggambarkan status keadaan yang dimiliki oleh lingkungan tersebut. Status keadaan lingkungan disebut baik jika nilai kualitasnya tinggi dan sebaliknya. Penilaian kualitas ekologi suatu tapak memerlukan indikator yang berasal dari komponen ekologi.
 Komponen ekologi merupakan indikator yang dapat diukur secara kuantitatif atau dijelaskan secara kualitatif. Komponen tersebut ialah siklus energi, kestabilan lingkungan abiotik, daya lenting (balik) lingkungan, suksesi ekologi, biodiversitas, nilai unik tapak, dan kestabilan spesies (Thompson dan Steiner, 1997).



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Manusia adalah bagian dari alam. Panca indera manusia dalam menilai alam belum tentu sama dengan dengan pendapat makhluk hidup yang ada di alam ini, karena manusia dibatasi oleh pengetahuannya, dan oleh skala ruang serta waktu. Pemahaman manusia tentang alam banyak dibantu oleh teknologi, sehingga dapat berdampak baik dan dapat pula berdampak buruk. Perilaku manusia terutama moralitasnya memegang peran penting dalam menserasikan dan melestarikan lingkungan di alam. Intelektualitas dan emosional perlu selalu diperbaiki untuk menuju perubahan dan perkembangan Etika berlingkungan yang baik dan benar. 

3.2 Saran
            Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis mengenai makalah ini adalah:
1. Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan makalah mengenai Ekologi Administrasi negara ini.
2. Diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.






















DAFTAR PUSTAKA
  • Andi M. A. dan Syarifuddin, 2007. Mengungkap Kearifan Lingkungan Sulawesi Selatan. PPLH Regional Sulawesi, Maluku dan Papua, Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI dan Masagena Press, Makasar
  • Dharmawan, A. H. 2007. Dinamika Sosio-Ekologi Pedesaan: Perspektif dan Pertautan Keilmuan Ekologi Manusia, Sosiologi Lingkungan dan Ekologi Politik Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia | April 2007, p 1-40
  • Odum, U. P. 1983. Basic Ecology. Japan, Holt Saunders
  • Riberu, P. 2002. Pembelajaran Ekologi. Jurnal Pendidikan Penabur - No.01 / Th.I / Maret 2002
  • Ritohardoyo, Su. 2006. Bahan Ajar Ekologi Manusia. Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, UGM, Yogyakarta
  • Senoaji, G. 2003. Kearifan Lokal Masyarakat Baduy Dalam Mengelola Hutan dan Lingkunyannya, Tesis S 2 Ilmu Kehutanan, UGM, Yogyakarta.
  • Soerjani, M; Rofiq Ahmad dan Rozy Munir, 1987. Lingkungan: Sumberdaya Alam Dan Kependudukan Dalam Pembangunan, UI Press, Jakarta.
  • Sunarko dan Kristiyanto, E, 2008. Menyapa Bumi Menyembah Hyang Ilahi : Tinjauan Teologis atas Lingkungan Hidup. Kanisius, Yogyakarta.
  • Suhartini, 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009
  • Thompson GF, FR Stainer. 1997. Ecological Design and Planning. J Wiley. New York. hlm 1-21.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar